Sydney - Anak-anak menangis, itu hal biasa. Tapi tidak bagi anak perempuan asal Australia ini. Orangtua Tianna Lewis McHugh berupaya keras supaya buah hati mereka tidak menangis. Sebab hal itu bisa merenggut nyawanya!
Tianna menderita kondisi langka yang mana air mata bisa memicu serangan fatal. Tianna terlihat seperti akan meninggal jika dirinya mengalami serangan Reflex Anoxic Seizure (RAS). Orangtua bocah berusia 2 tahun itu, Ceri Lewis dan Andy McHugh, setiap hari dihadapkan pada perjuangan untuk menjaga agar Tianna tidak menangis.
Karena kondisi RAS yang dideritanya, maka tiap kali Tianna menangis maka kulitnya akan pucat-pasi, tubuhnya mengeras, jantungnya berhenti berdetak. Bahkan dia juga akan berhenti bernafas.
Tianna didiagnosa menderita kondisi langka tersebut ada usia 18 bulan. Hingga kini dia telah 10 kali selamat dari serangan. Pemicu serangan tersebut semata-mata karena dia menangis.
"Saat dia mengalami serangan, dia berhenti bernafas dan kelihatan meninggal karena tubuhnya mengeras. Saya pikir dia meninggal," kata ibu Tianna, Ceri (23), seorang resepsionis hotel dari Wrexham, North Wales.
Tianna terakhir kali mengalami serangan pada Juli lalu. "Saat dia mengalami serangan, itu mengerikan," kata ayah Tianna, Andy seperti dilansir News.com.au, Senin (9/11/2009).
Meski kondisi yang dideritanya, Tianna tumbuh menjadi anak yang cerdas. "Dia berkembang sangat baik untuk seusianya," kata Andy.
Tianna menderita kondisi langka yang mana air mata bisa memicu serangan fatal. Tianna terlihat seperti akan meninggal jika dirinya mengalami serangan Reflex Anoxic Seizure (RAS). Orangtua bocah berusia 2 tahun itu, Ceri Lewis dan Andy McHugh, setiap hari dihadapkan pada perjuangan untuk menjaga agar Tianna tidak menangis.
Karena kondisi RAS yang dideritanya, maka tiap kali Tianna menangis maka kulitnya akan pucat-pasi, tubuhnya mengeras, jantungnya berhenti berdetak. Bahkan dia juga akan berhenti bernafas.
Tianna didiagnosa menderita kondisi langka tersebut ada usia 18 bulan. Hingga kini dia telah 10 kali selamat dari serangan. Pemicu serangan tersebut semata-mata karena dia menangis.
"Saat dia mengalami serangan, dia berhenti bernafas dan kelihatan meninggal karena tubuhnya mengeras. Saya pikir dia meninggal," kata ibu Tianna, Ceri (23), seorang resepsionis hotel dari Wrexham, North Wales.
Tianna terakhir kali mengalami serangan pada Juli lalu. "Saat dia mengalami serangan, itu mengerikan," kata ayah Tianna, Andy seperti dilansir News.com.au, Senin (9/11/2009).
Meski kondisi yang dideritanya, Tianna tumbuh menjadi anak yang cerdas. "Dia berkembang sangat baik untuk seusianya," kata Andy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar